JURNAL ‘ANIL ISLAM BERSAMA FOREDJ GELAR WORKSHOP TATA KELOLA JURNAL STANDAR AKREDITASI

INSTIKA Ahad, 14 Januari 2018 11:03 WIB
1316x ditampilkan Berita

Guluk-guluk - Instika - Bagaimana mengelola jurnal berstandar akreditasi? Pertanyaan inilah yang ingin dijawab dalam Workshop Tata Kelola Jurnal Standar Akreditasi yang diadakan Jurnal ‘Anil Islam Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (Instika) bekerjasama dengan Forum Redaktur Jurnal (Foredj) Kopertais Wilayah IV Surabaya di Aula Mini Instika, Sabtu (13/01/2018).

Hadir dalam pembukaan Rektor Instika Drs H Abbadi Ishomuddin MA didampingi Wakil Rektor 1 Dr Ach. Maimun M Ag. Adapun pesertanya adalah para pengelola jurnal yang tergabung dalam Foredj Kopertais IV Cluster Madura dan dari luar Madura.

Ketua Penyunting Jurnal ‘Anil Islam KH Moh. Naqib S Sos M Pd I mengucapkan terimakasih kepada narasumber Dr mukhammad Zamzami dan Nur Hasib S Kom pengelola jurnal di UIN Sunan Ampel Surabaya. “Kami sangat mengharapkan sarannya, nasihatnya, bimbingannya, dan motivasinya dalam mengelola jurnal agar lebih baik lagi,” katanya kepada narasumber yang hadir dan duduk disebelahnya.

Kepada para peserta K Naqib juga menyampaikan terimakasih telah berkenan hadir ke Instika. Ia mengharapkan seluruh peserta bisa guyub dalam bekerjasama membangun jurnal sehingga terakreditasi.

K Naqib melaporkan, pihaknya selaku pengelola Jurnal ‘Anil Islam terus melakukan pembenahan. Pada awalnya ‘Anil Islam terbit dalam bentuk fisik (cetak) kini sudah berbasis elektronik (e-journal). Dalam melakukan pembenahan ini, tiga kali pihaknya mengadakan klinik jurnal dengan mendatangkan narasumber kompeten di dalamnya.

“Alhamdulillah sekarang sudah terbit dua kali pertahun,” terangnya.

Sementara itu, rektor dalam sambutannya dengan penuh harap menyampaikan, semangat dan komitmen para pengelola jurnal untuk membenahi jurnal sehingga terakreditasi perlu terus dijaga. Karenanya, seperti disampaikan K Naqib, rektor juga meminta kepada narasumber untuk memberikan bimbingan dan arahan supaya tetap konsisten dalam mengelola jurnal.

“Karena untuk menjaga agar terus konsisten ini yang sulit,” tegasnya.

Berkenaan dengan fungsi e-journal, rektor menyampaikan bahwa fungsinya adalah untuk menyebarkan ilmu yang kita miliki. “Sudah bukan zamannya kita menyimpan ilmu,” terangnya. Karena itu, melalui e-journal kita secara kompetitif menyebarkan ilmu ke berbagai sudut dunia.

Di akhir sambutannya rektor mengucapkan terimakasih kepada narasumber dan peserta yang sudi hadir ke Instika. Rektor juga menyampaikan permohonan maaf atas segala kekurangan dalam menjamu narasumber beserta peserta.

Setelah sambutan, giliran narasumber menyampaikan materi. Pada sesi pertama, narasumber pertama Dr Mukhammad Zamzami menyampaikan tentang substansi artikel yang perlu diperhatikan oleh pengelola jurnal. Ada artikel yang layak diterbitkan dan tentu juga tidak. Artikel yang bagus dan diterbitkan akan mendapat poin baik dari asesor.

Menurutnya, ada beberapa kriteria untuk menilai artikel yang layak diterbitkan atau tidak.  Di antaranya, kebaruan topik yang diangkat dalam artikel (Novelty), basis metodologi riset yang kuat (Sound Research), referensi mencakup hasil riset mutakhir (Ubdated Reference), terbebas dari plagiarisme (Research dan Academic Ethics), dan bahasa yang digunakan baik dan benar (Language).

“Semua itu harus terpenuhi jika ingin artikel tersebut dianggap bagus,” pintanya.

Sementara narasumber kedua Nur Hasib menyampaikan tentang teknik mengelola jurnal mulai dari tampilan (layouter), alamat jurnal, font tulisan, penulis, hingga link atau tautan yang harus ada di laman website jurnal.

Menurutnya, tampilan website jurnal laksana rumah. Apabila rumahnya bagus maka akan banyak orang yang berkunjung. Di samping itu, pengelola harus memberikan layanan dan sajian menarik agar orang yang masuk jadi betah, dan apabila pulang ingin segera datang lagi.

“Orang tidak mengirim artikel karena rumahnya tidak bagus. Karena itu pengelola harus memberikan layanan terbaik agar orang suka dan tertarik untuk mengirimkan artikel,” terang Nur Hasib.

Ia menambahkan, berbicara sistem online berarti berbicara tentang dunia, bukan lokal. Karenanya, penulisan alamat kantor dan lembaga di e-journal harus jelas. “Jangan merasa pembaca sudah mengerti dengan alamat lembaga karena pembacanya bisa jadi adalah orang dari negeri lain yang tidak tahu dengan lembaga kita,” katanya.

Sebagai pamungkas Nur Hasib mengatakan, karena ini adalah persoalan teknis maka pengelola harus terus belajar. Kesalahan dalam bekerja merupakan hal biasa. “Yang penting tidak berhenti, belajar berkali-kali tidak masalah,” tandasnya.

Penulis: Masykur Arif (LP2D)